Teknologi FDRS Hadir di Bengkalis, Percepat Deteksi Karhutla

Perangkat FDRS berdiri di kawasan gambut Bengkalis saat petugas memberikan penjelasan kepada warga desa.
📸 Petugas Yayasan Gambut terlihat bersama warga Desa Pematang Duku saat pemasangan Fire Danger Rating System (FDRS) di area gambut Bengkalis.

Bengkalis, detik45.com Upaya pencegahan kebakaran lahan gambut di Bengkalis mendapat dorongan baru dengan hadirnya Fire Danger Rating System (FDRS) di Desa Pematang Duku, Ahad, 7 Desember 2025. Teknologi pemantau kerawanan kebakaran ini diharapkan mempercepat respons masyarakat ketika wilayah tersebut memasuki musim kemarau yang rawan api.

Pemasangan perangkat dilakukan Yayasan Gambut bersama Pan Pacific Conservation Foundation (PPCF) dan Yayasan Bahtera Melayu. Desa Pematang Duku dipilih karena berada di kawasan gambut dalam, wilayah yang kerap menghadapi risiko kebakaran tinggi setiap tahun. FDRS membaca tingkat kerawanan kebakaran secara real-time melalui indikator cuaca dan kondisi lahan, memberi warga desa, kelompok tani, hingga relawan data awal untuk mencegah api sebelum membesar.

Kegiatan ini dihadiri perwakilan Yayasan Gambut, tim PPCF, Yayasan Bahtera Melayu, kelompok Paghet Seghaghah Desa Kelapa Pati, perangkat desa, serta Kelompok Tani Hutan (KTH) Ketiau Jaya sebagai pengguna utama alat tersebut. Tim teknis Yayasan Gambut memaparkan cara kerja perangkat, perawatan rutin, dan pemanfaatannya dalam patroli lingkungan di tingkat desa.

Direktur Yayasan Gambut, Mulyadi, mengatakan Bengkalis termasuk wilayah prioritas mitigasi karena karakteristik lahan gambutnya yang sangat rentan terbakar. “Pemasangan FDRS ini langkah penting untuk meningkatkan kesiapsiagaan desa. Dengan informasi kerawanan kebakaran, tindakan pencegahan dapat dilakukan lebih cepat dan tepat,” ujarnya.

Perwakilan Yayasan Bahtera Melayu, Khairul Saleh, menilai kolaborasi lembaga lokal dan internasional menjadi kekuatan penting dalam upaya menjaga ekosistem gambut. Ia berharap perangkat tersebut dimanfaatkan secara konsisten oleh masyarakat.

Penjabat Kepala Desa Pematang Duku, Dian Saputra, menyampaikan apresiasi atas pemasangan alat pemantau risiko kebakaran itu. Ia menyebut teknologi tersebut membantu desa memperkuat langkah pencegahan karhutla, terutama pada puncak kemarau. Selain pemasangan alat, kegiatan ini juga diisi sesi edukasi dan diskusi mengenai strategi pencegahan berbasis komunitas.

Ketua RT setempat, Misran, mengatakan desanya telah menerima sejumlah program pendukung dari lembaga-lembaga tersebut, mulai dari pembibitan kopi liberica, pembangunan empat unit sekat kanal, hingga pemasangan FDRS. “Kami sangat berterima kasih atas perhatian dan dukungan yang diberikan,” katanya.

Hadirnya FDRS diharapkan menjadi model penguatan sistem peringatan dini bagi desa-desa lain di Bengkalis dalam menghadapi ancaman kebakaran hutan dan lahan.[ril]

 

Jika Anda punya informasi kejadian/peristiwa/rilis atau ingin berbagi foto? Silakan SMS ke 0821 7241 8111 / 0852 7850 2555 via EMAIL: redaksidetik45@gmail.com (mohon dilampirkan data diri Anda)

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*